TeknikDigital | Encoder dan Decoder
Nama : Fiesca Noercikalty Aditya
NIM : 201931262
Kelas
: D
Encoder dan Decoder
A. Pengertian
Encoder
Berikut
ini pengertian Encoder secara umum dan menurut dalam Logika Digital.
- Encorder
secara Umum
Secara
umum, Pengertian Encoder adalah sebuah peralatan yang digunakan untuk
mempersingkat jalur input yang awal berjumlah banyak menjadi output dengan
jumlah yang lebih sedikit.
Atau
juga bisa, Encoder adalah sebuah perangkat atau proses yang mengubah data dari
satu format ke format lainnya.
Dalam
pengindraan posisi, sebuah Encoder adalah perangkat yang dapat digunakan untuk
mendeteksi dan mengubah gerakan mekanis menjadi sinyal outpot berkode analog
atau digital.
Lebih
khusus lagi, Encoder dapat dugunakan untuk mengukur posisi, kecepatan
sementara, akselerasi dan arah yang dapat diturunkan dari posisi antar linier
atau gerakan putar.
Fungsi
dari Encoder yang berbeda berasal dari berbagai prinsip fisik operasi, output,
protokol komunikasi, dll.
- Encorder
dalam Logika Digital
Encoder
adalah rangkaian kombinasional yang mana merupakan operasi kebalikan dari
Decoder. Encoder memiliki maksimum 2n jalur input
dimana “ n “ adalah jalur output.
Karena
mengkode informasi dari input 2n menjadi kode n-bit. Encoder akan
menghasilkan kode biner yang setara dengan input yang mana
adalah “ Aktif Tinggi “.
Oleh
karena itu, encoder mengkodekan 2n jalur input dengan ‘n’ bit.
Untuk
encoder sederhana, dapat diasumsikan bahwa hanya satu jalur input yang
aktif pada satu waktu. Sebagai contoh, mari simak enkoder Oktal ke Biner.
Seperti
yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini, oktal ke biner encoder adalah jenis
encoder 8 jalur input dan dihasilkan 3 jalur output.
Encoder adalah
rangkaian yang memiliki fungsi berkebalikan dengan dekoder. Encoder berfungsi
sebagai rangakain untuk mengkodekan data input mejadi data bilangan dengan
format tertentu. Encoder dalam rangkaian digital adalah rangkaian kombinasi
gerbang digital yang memiliki input banyak dalam bentuk line input dan memiliki
output sedikit dalam format bilangan biner. Encoder akan mengkodekan setiap
jalur input yang aktif menjadi kode bilangan biner. Dalam teori digital banyak
ditemukan istilah encoder seperti “Desimal to BCD Encoder” yang berarti
rangkaian digital yang berfungsi untuk mengkodekan line input dengan jumlah
line input desimal (0-9) menjadi kode bilangan biner 4 bit BCD (Binary Coded Decimal).
Atau “8 line to 3 line encoder” yang berarti rangkaian encoder dengan input 8
line dan output 3 line (3 bit BCD).
- Pengertian
Encoder Pada Mesin Untuk Motion Feedback & Motion Control
Encoder
adalah salah satu peralatan permesinan yang dapat ditemukan hampir di semua
industri. Berdasarkan penggunaanya, encoder adalah sensor gerak mekanis yang
menghasilkan sinyal digital sebagai respons terhadap gerakan. Sebagai perangkat
elektro-mekanis, encoder dapat memberikan informasi kepada pengguna sistem kontrol
gerak mengenai posisi, kecepatan, dan arah.
Ada
dua jenis encoders yaitu linear dan rotary. Encoder linier merespons gerakan di
sepanjang jalur, sedangkan rotary encoder merespons gerakan rotasi. Suatu
enkoder pada umumnya dikategorikan berdasarkan sarana keluarannya.
Disamping
encoder linier dan rotary, berdasarkan sinyalnya ada yang disebut incremental
encoders dan absolut encoders.
Gambar
di atas menguraikan bagaimana sebuah konstruksi dasar dari incremental rotary
encoder menggunakan teknologi optik. Sinar cahaya yang dipancarkan dari
LED melewati Code Disk, yang berbentuk dengan garis-garis buram (seperti
jari-jari pada roda sepeda).
Saat
poros enkoder berputar, sinar cahaya dari LED terputus oleh garis-garis buram
pada Code Disk sebelum diambil oleh Fotodetektor Assembly. Ini akan
menghasilkan sinyal pulsa dengan: Menyala = on, tidak menyala = off. Sinyal
selanjutnya akan dikirim ke counter atau pengontrol, yang kemudian akan
mengirim sinyal untuk menghasilkan fungsi yang diinginkan.
B. Cara
Kerja Encoder
Cara
kerja Encoder sendiri adalah menggunakan berbagai jenis teknologi untuk
menghasilkan sinyal. Termasuk : mekanik, magnetik, resistif dan optik (ini yang
paling umum). Dalam pengindraan optik, Encoder memberikan umpan balik berdasarkan
gangguan cahaya.
Gambar
diatas menguraikan, bagaimana sebuah konstruksi dasar dari Incremental
Rotary Encoder menggunakan teknologi optik. Sinar cahaya yang dipancarkan
dari LED melewati Code Disk yang berbentuk dengan garis-garis buram (seperti
jari-jari pada roda sepeda).
Saat
poros Encoder berputar, sinar cahaya dari LED terputus oleh garis-garis buram
pada Code Disk sebelum diambil oleh Fotodetektor Assembly.
Ini
akan menghasilkan sinyal pulsa dengan : Menyala = on, tidak menyala
= off. Sinyal selanjutnya akan dikirim ke counter atau pengontrol, yang
kemudian akan mengirim sinyal untuk menghasilkan fungsi yang diinginkan.
C. Pentingnya
Sebuah Encoder
Seperti
yang telah dijelaskan encoder adalah perangkat yang dapat mengubah gerakan
menjadi sinyal listrik yang dapat dibaca oleh beberapa jenis perangkat kontrol
dalam sistem kontrol gerak, seperti counter atau PLC.
Encoder
adalah peralatan yang dapat mengirimkan sinyal umpan balik yang dapat digunakan
untuk menentukan posisi, jumlah, kecepatan maupun arah.
Perangkat
kontrol dapat menggunakan informasi ini untuk mengirim perintah untuk fungsi
tertentu. Sebagai contoh :
- Dalam
aplikasi peralatan pemotong otomatis, sebuah encoder dengan roda pengukur dapat
memberi tahu perangkat kontrol berapa banyak bahan yang telah diumpankan.
Sehingga perangkat kontrol tahu kapan harus memotong.
- Dalam
sistem aplikasi label servo presisi, sinyal encoder digunakan oleh PLC untuk
mengontrol waktu dan kecepatan rotasinya.
- Dalam
aplikasi percetakan, umpan balik atau feedback dari encoder mengaktifkan print
head untuk membuat tanda pada lokasi tertentu.
- Pada
sebuah crane, encoder yang dipasang pada poros motor dapat memberikan umpan
balik posisi sehingga crane tahu kapan harus mengambil atau melepaskan
bebannya.
- Dan
masih banyak lagi, seperti pada penggunaan encoder pada observatorium, rel
kereta api, tangga berjalan, dll.
D. Contoh
Encoder beserta Fungsinya
Berikut
ini contoh Encoder dan penerapan Encoder dalam kegiatan sehari-hari, beserta fungsi-fungsinya
:
a. Media
Software
untuk encoding audio, video, teks ke dalam format standar:
Kompresor
yang mengkodekan data (misalnya, audio atau video atau gambar) ke dalam bentuk
yang lebih kecil.
Encoder
audio yang mengkonversi audio analog ke sinyal audio digital
Video
encoder mengkonversi video analog ke sinyal video digital
Encoder
email yang mengamankan alamat email
Encoder
phtml mempertahankan kode script logika dalam format yang aman yang transparan
untuk pengunjung di situs web.
Sebuah
multiplexer yang menggabungkan beberapa input menjadi satu output
b. Mempermudah
suatu Pekerjaan
Data
Entry Encoder yang dapat memasukkan data dari survei telepon dalam format kode
ke dalam database.
Data
Entry Encoder yang dapat memasukkan jumlah pembayaran dari dokumen tender hukum
dari lembaga keuangan ke dalam database.
Encoder
manual yang dapat secara manual memindai kode tag pada bagasi yang tidak
terjawab oleh sistem otomatis.
c. Software
Encoding Medis
EncoderPro
pencarian ICD-9-CM, CPT, dan HCPCS Tingkat II kode medis, untuk meningkatkan
akurasi dan memungkinkan kemudahan dalam audit kepatuhan.
d. Transduser
Transduser (seperti
encoders optik atau magnet) yang dapat merasakan posisi atau orientasi untuk
digunakan sebagai referensi atau feedback yang aktif untuk mengontrol posisi,
seperti
Rotary
encoder mengkonversi posisi rotary ke analog (misalnya, quadrature analog) atau
digital (misalnya, quadrature digital, 32-bit paralel, atau USB) sinyal
elektronik. Encoder linier untuk mengkonversi posisi linear ke sinyal
elektronik.
Encoders
dapat bernilai mutlak atau incremental. Sinyal dari encoder yang mutlak tidak
memberikan posisi yang ambigu karena tidak memerlukan informasi
tentangposisi sebelumnya.
Sedangkan,
sinyal dari encoder inkremental adalah sebuah siklus, sehingga bernilai ambigu,
dan membutuhkan penghitungan secara siklus untuk mempertahankan posisi absolut
dalam suatu rentang perjalanan.
Keduanya
dapat memberikan akurasi yang sama, tetapi encoder mutlak lebih kuat untuk
gangguan dalam sinyal transduser.
e. Telekomunikasi
Encoder
dalam komunikasi jarak jauh adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk
mengubah sinyal (seperti bitstream) atau data ke dalam kode.
f. Sirkuit
Elektronik
Sebuah
encoder sederhana yang memberikan kode biner ke saluran masukan aktif.
Encoders
prioritas, menetapkan prioritas input (seperti permintaan interupsi) oleh
output kode biner yang mewakili prioritas tertinggi dari input yang
aktif.
E. Ilustrasi
Digital Encoder
Encoder
dalam contoh ini adalah encoder desimal ke BCD (Binary Coded Decimal) yaitu
rangkaian encoder dengan input 9 line dan output 4 bit data BCD. Dalam
mendesain suatu encoder kita harus mengetahui tujuan atau spesifikasi encoder
yang diinginkan yaitu dengan :
Ø Membuat
tabel kenenaran dari encoder yang ingin dibuat
Ø Membuat
persamaan logika encoder yang diinginkan pada tabel kebenaran menggunakan
K-Map
Ø Mengimplemenstasikan
persamaan logika encoder dalam bentuk rangkaian gerbang logika digital
- Rangkaian
Encoder Desimal (10 line) ke BCD
Dalam
mendesain rangkaian encoder desimal ke BCD langkah pertama adalah menentukan
tabel kebenaran encoder kemudian membuat persamaan logika kemudian
mengimplementasikan dalam gerbang logika digital seperti berikut.
Tabel
kebenaran encoder Desimal (10 Line) ke BCD
Persamaan
logika output encoder Desimal (10 Line) ke BCD
Y3
= X8 + X9
Y2
= X4 + X5 + X6 + X7
Y1
= X2 + X3 + X6 + X7
Y0
= X1 + X3 + X5 + X7 + X9
Rangkaian
implementasi encoder Desimal (10 Line) ke BCD sesuai tabel kebenaran
Rangkaian
encoder diatas merupakan implementasi dari tabel kebenaran diatas dan persamaan
logika encoder Desimal ke BCD. jalur input X0 tidak dihubung ke rangkaian
karena alasan efisiensi komponen, hal ini karena apabil input X0 ditekan maka
tidak akan mengubah nilai output yaitu output tetap bernilai BCD 0 (0000).
Rangkaian encoder diatas hanya akan bekerja dengan baik apabila hanya 1 jalur
input saja yang mendapat input, hal ini karena rangkaian encoder diatas bukan
didesain sebagai priority encoder.
- Encoder
Oktal ke Biner
ENCODER
oktal ke biner ini terdiri dari delapan input, satu untuk masing-masing dari
delapan angka itu, dan tiga output yang menghasilkan bilangan binernya yang
sesuai. Rangkaian itu terdiri dari gerbang OR. Berikut tabel kebenarannya.
Diandaikan hanya ada satu saluran input dengan logik 1 untuk setiap kalinya, seelain dari itu input tersebut tidak mempunyai arti. Tampak bahwa rangkaian itu mempunyai delapan input yang dapat memberikan 28 kemungkinan kombinasi, tetapi hanya delapan kombinasi yang mempunyai arti.
A. Pengertian
Decoder
Secara
sederhana, dapat dikatakan bahwa decoder adalah kebalikan dari encoder. Decoder
adalah rangkaian kombinasi yang memiliki jalur input ‘n’ dan maksimum jalur
output 2n. Salah satu dari output ini akan menjadi "Aktif Tinggi"
berdasarkan kombinasi dari input yang ada ketika decoder diaktifkan.
Dengan
kata lain bahwa decoder adalah rangkaian yang mampu mendeteksi kode tertentu.
Output dari decoder tidak lain adalah syarat minimum dari baris variabel input
‘n’, ketika diaktifkan. Decoder merupakan sebuah alat yang dimanfaatkan untuk
mengembalikan sebuah proses decoding sehingga membuat kita bisa menerima
informasi yang asli. Decoder juga bisa didefinisikan sebagia serangkaian logika
yang berguna untuk menerima masukan atau input biner dan kemudian mengaktifkan
salah satu output dengan berdasarkan ukuran pada biner tersebut.
Beberapa
rangkaian yang menggunakan decoder yang mungkin seringkali Anda temui yakni
decoder dengan rangkaian 3 x 8 atau 3 bit 8 output line, 4 x 16 atau 4 input 16
output line, decoder yang berjenis BCD to 7 segmen dengan 4 bit input dan 8
output line, dan juga decoder berjenis BCD to Decimal yang memiliki 4 bit input
dan juga 10 output line.
Sementara
itu, salah satu IC decoder yang paling sering digunakan adalah 74138. IC yang
satu ini telah dilengkapi dengan 3 input bit dan 8 output line yang memiliki
nilai input 1 pada setiap output line-nya tersebut. Di sisi lain, pengertian
decoder juga sekilas tidak jauh berbeda dengan demultiplexer. Namun yang
membedakan adalah decoder ini tidak menggunakan data input. Jadi, input yang
ada hanya digunakan untuk data control.
Definisi
lain untuk decoder juga bisa dibentuk melalui sebuah susunan dari gerbang
logika dasar maupun juga yang menggunakan IC dan dijual banyak di pasaran.
Beberapa jenis decoder tersebut antara lain: 74LS154, 74LS155, 74LS48, 74LS138,
dan lain sebagainya. Dengan adanya IC ini, maka Anda bisa dengan mudah ketika
hendak merangkai decoder yang memiliki bit dan keluaran sesuai dengan yang Anda
inginkan. Contohnya, ketika Anda hendak merancang decoder dengan 32 output line
dengan IC decoder yang memiliki 8 output line.
B. Fungsi
Decoder
Sekarang
kita akan beralih membahas mengenai fungsi dari decoder. Seperti yang sudah
kami jelaskan bahwa dengan adanya decoder, maka Anda akan lebih mudah di dalam
mengalakan seven segmen. Dengan menggunakan decoder, maka waktu menyalakan
seven segmen tidak membutuhkan waktu yang lama. Dengan begitu, maka Anda bisa
menghemat waktu Anda.
Anda
juga harus tahu bahwa output yang dimiliki oleh decoder maksimum 2n. Hal ini
membuat membuat Anda bisa membentuk n to 2n decoder. Ketika Anda hendak
merangkai decoder, maka Anda harus membuat 3 to 8 decoder atau dengan
menggunakan 2 to 4 decoder. Pada akhirnya nanti akan terbentuk 4 to 16 decoder
yang juga menggunakan 2 buah 3 to 8 decoder.
C. Syarat
Decoder
Anda
harus tahu bahwa decoder harus memenui persyaratan agar ia bisa menjadi sebuah
rancangan. Persyaratannya yakni m < 2 n. Nilai m merupakan sebuah kombinasi
output dan untuk n mewakili jumlah bit input. Satu dari input hanya bisa
mewakili satu kombinasi output saja.
Tabel
Kebenaran Decoder
Berikut ini akan kami berikan
informasi mengenai seperti apa tabel kebenaran decoder. Namun sebelum itu Anda
harus tahu bahwa rangkaian decoder bersifat keterbalikan dibandingkan dengan
encoder. Maksudnya, ia merubah sebuah kode biner menjadi sebuah sinyal diskrit.
Di
bawah ini ada sebuah tabel kebenaran decoder BCD yang terhubung ke 7 segmen
yang perlu dipahami sebelum Anda mulai merangkainya.
Encoder
merupakan suatu rangkaian logika yang digunakan untuk mengubah kode dari yang
bisa dipahami oleh manusia ke kode yang tidak dipahami atau bahkan tidak
dikenal oleh manusia. Sementara untuk decode, ia merupakan rangkaian logika
yang berguna untuk mengubah kode yang tidak dikenal manusia menjadi kode yang
dikenal oleh manusia.
Perlu dipahami bahwa rangkaian yang dimiliki oleh encoder memiliki beberapa input line yang mana salah satu dari beberapa input tersebut telah atau harus diaktifkan di waktu tertentu. Kemudian, input tersebut akan menghasilkan sebuah kode output berupa N-bit dengan rangkaian yang merupakan aplikasi gerbong or.
Sementara
untuk rangkaian priority encoder adalah rangkaian yang bersifat
prioritas yang dibagi menjadi dua. Misalnya jika ternyata terdapat dua atau
lebih input yang menghasilkan nilai ‘1’ di saat yang bersamaan, maka nanti
input yang mempunyai prioritas tertinggilah yang akan diambl.
Lalu
bagaimana dengan rangkaian decoder? Rangkaian decoder sebenarnya terdiri dari
beberapa macam yakni:
- Decoder
3 x 8 dimana input line-nya berjumlah 3 dan output-nya berjumlah 8.
- Decoder
4 x 16, dimana inputnya berjumlah 4 dan outputnya berjumlah 8.
- Decoder
BCD to Decimal, maksudnya rangkaian ini memiliki 4 bit input dan juga 8 bit
output.
- Decoder
BCD to seven segment, dimana rangkaian ini hadir dengan 4 input dan juga 8
output line.
Ada
hal penting yang juga tidak boleh diabaikan. Khusus untuk rangkaian BCD to
seven segment, ia memiliki prinsip dan cara kerja yang tidak sama dengan jenis
rangkaian decoder lainnya. Kombinasi dari setiap input yang dimilikinya
tersebut nanti bisa mengaktifkan beberapa output yang artinya tidak hanya
berasal dari satu line saja.
Di
sisi lain, multiplexer merupakan sebuah rangkaian logika yang bertugas menerima
input data digital dan kemudian menyeleksi beberapa atau salah satu dari input
tersebut yang kemudian akan dikeluarkan ke output line-nya.
Multiplexer
ini berguna untuk data collector yang mana nanti data yang masuk
berasal dari N sumber. Kemudian diseleksi dengan cara dipilih salah satnya yang
selanjutnya akan diteruskan menuju saluran tunggal. Masukkan data tersebut bisa
berupa beberapa jalur yang mana setiap jalurnya memiliki lebih atau malah hanya
ada satu bit saja.
Jenis
Decoder
Adapun
tipe atau jenis decoder adalah sebagai berikut
Ø Decoder
2 ke 4
Merupakan
jenis decoder yang memiliki 2 input 4 output. Kita misalkan 2 input yaitu
A1 dan A0 dan 4 output yaitu Y3, Y2, Y1 dan Y0. Maka
diagram blok decoder 2 ke 4 ditunjukkan pada gambar dibawah ini.
Y3=E.A1.A0
Y2=E.A1.A0′
Y1=E.A1′.A0
Y0=E.A1′.A0′
Setiap
output memiliki satu produk. Jadi, secara total ada 4 produk. Kami dapat
menerapkan ke-4 produk ini dengan menggunakan empat gerbang AND yang
masing-masing memiliki tiga input & dua inverter. Diagram rangkaian dari
decoder 2 ke 4 ditunjukkan pada gambar dibawah.
Oleh
karena itu, output dari decoder adalah "min terms" dari dua variabel
input A1 & A0, ketika aktif, E adalah 1. Jika tidak diaktifkan, E adalah
nol, maka semua output decoder adalah sama dengan nol.
Ø Decoder
3 ke 8
Merupakan
merancang decoder 3 ke 8 maka kita menggunakan decoder 2 ke 4. Seperti yang
telah diketahui decoder 2 ke 4 memiliki 2 input dan 4 output, jadi decoder 3 ke
8 memiliki 3 input yaitu A2, A1 & A0 dan 8 input
yaitu Y7 to Y0.
Untuk
merancang decoder yang lebih tinggi mengguakan decoder yang lebih rendah, kamu
bisa menggunakan rumus berikut :
M2/M1
Dimana:
M1 adalah
Jumlah ouput decoder yang lebih rendah
M2 adalah
Jumlah ouput decoder yang lebih tinggi
Sebagai
contoh pada pada decoder 3 ke 8, M1 = 4 dan M2 = 8, maka dengan
menggunakan rumus diatas maka jumlah pengatur urutan yang lebih rendah
diperlukan sebanyak 2.
Dengan
kata lain, diperlukan 2 decoder 2 ke 4 untuk merancang 1 decoder 3 ke 8.
Berikut ini adalah diagram bloknya
Input paralel A1 & A0 diterapkan pada setiap decoder 2 ke 4. Komplemen input A2 langsung terhubung aktif, E dengan decoder 2 ke 4 yang bawah untuk mendapatkan output, Y3 sampai Y0. Ini adalah 4 min terms rendah.
Input,
A2 langsung terhubung aktif, E dari decoder 2 ke 4 yang atas didapatkan output
berupa Y7 ke Y4. Ini adalah 4 min terms tinggi.
Ø Decoder
4 ke 16
Untuk
merancang decoder 4 ke 16 maka dapat digunakan decoder 3 ke 8. Seperti yang
diketahui Decoder 3 ke 8 memiliki tiga input A2, A1 dan A0 dan delapan output,
Y7 ke Y0. Sedangkan decoder 4 ke 16 Decoder memiliki 4 input yaitu A3, A2, A1
dan A0 dan 16 ouput yaitu Y15 hingga Y0.
Dengan menggunakan rumus M2/M1, subtitusikan M1 = 8 dan M2 = 16 maka dbutuhkan sebanyak 2 buah decoder yang lebih rendah. Dengan kata lain, diperlukan 2 decoder 3 ke 8 untuk merancang 1 decoder 4 ke 16. Berikut ini adalah diagram bloknya.
Input
paralel A2, A1 & A0 diterapkan ke masing-masing decoder 3 ke 8 .Komplemen
dari input A3 terhubung aktif, E dari decoder 3 ke 8 yang bawah untuk
mendapatkan output Y7 hingga Y0, ini adalah 8 min terms rendah. Input A3
terhubung aktif, E dari decoder 3 ke 8 yang atas untuk mendapatkan output Y15
hingga Y8. Ini adalah 8 min terms tinggi.
- Decoder
Biner ke Octal
Pada
decoder dari biner ke oktal ini terdapat tiga input yaitu A, B dan C yang
mewakili suatu bilangan biner tiga bit dan delapan output yang yaitu D0 sampai
dengan D7 yang mewakili angka oktal dari 0 sampai dengan 7
Dalam
hal ini unsur informasinya adalah delapan angka oktal. Sandi untuk informasi
diskrit ini terdiri dari bilangan biner yang diwakili oleh tiga bit. Kerja
dekorder ini dapat lebih jelas tampak dari hubungan input dan output yang
ditunjukan pada tabel kebenaran dibawah ini. Tampak bahwa variabel outputnya
itu hanya dapat mempunyai sebuah logk 1 ntuk setiap kombinasi inputnya. Saluran
output yang nilainya sama dengan 1 mewakili angka oktal yang setara dengan
bilangan biner pada saluran inputnya
- Decoder
BCD ke Desimal
Rangkaian Dekoder BCD ke desimal ditunjukan pada gambar D2. Unsur informasi dalam hal ini adalah sepuluh angka desimal yang diwakili oleh sandi BCD. Masing-masing keluarannya sama dengan 1 hanya bila variabel masukannya membentuk suatu kondisi bit yang sesuai dengan angka desimal yang diwakili oleh sandi BCD itu. Tabel D2 menunjukkan hubungan masukan dan keluaran dekoder tersebut. Hanya sepuluh kombinasi masukan pertama yang berlaku untuk penentuan sandi itu, enam berikutnya tidak digunakan dan menurut definisi, merupakan keadaan tak acuh. Jelas keadaan tak acuh itu pada perencanaannya digunakan untuk menyederhanakan fungsi keluarannya, jika tidak setiap gerbang akan memerlukan empat masukan. Untuk kelengkapan analisis tabel D2 memberikan semua keluaran termasuk enam kombinasi yang tidak terpakai dalam sandi BCD itu; tetapi jelas keenam kombinasi tersebut tidak mempunyai arti apa-apa dalam rangkaian itu.
- D2
Dekoder BCD ke decimal
Decoder BCD ini ada 2 macam yaitu yang outputnya aktif level tinggi dan yang outputnya aktif rendah sehingga membutuhkan 7 segmen yang berbeda. Untuk aktif level tinggi menggunakan 7 segmen kommon katoda, sedangkan untuk aktif level rendah menggunakan 7 segmen kommon anoda.
D. Aplikasi / Kegunaan Decoder
Berikut
ini kami sajikan beberapa aplikasi atau kegunaan decoder yaitu
Pada
setiap komunikasi nirkabel, keamanan data adalah salah satu perhatian utama.
Disini decoder dirancang untuk memberikan keamanan pada komunikasi data dengan
membangun enkripsi standar dan algoritma dekripsi.
Decoder
digunakan dalam sistem audio untuk mengubah audio analog menjadi data digital.
Digunakan
sebagai dekompresor yaitu mengubah data terkompresi seperti gambar dan video ke
dalam bentuk dekompresi.
Decoder
juga digunakan sebagai rangkaian elektronik yang mengubah instruksi komputer
menjadi sinyal kontrol CPU.
Dekoder
dan enkoder itu banyak sekali dipakai dalam sistem digital. Dekoder tersebut
berguna untuk memperagakan unsur informasi diskret yang tersimpan dalam
register. Misalnya suatu angka desimal yang disandikan dalam BCD dan tersimpan
dalam register empat sel dapat diperagakan dengan pertolongan rangkaian dekoder
BCD ke desimal dimana keluaran keempat sel biner tersebut diubah sehingga
menyalakan 10 lampu penunjuk. Lampu penunjuk itu dapat berupa angka peraga
(display digit), sehingga suatu angka desimal akan menyala bila keluaran
dekoder yang sesuai adalah logika 1. Rangkaian dekoder juga berguna untuk
menentukan isi register dalam proses pengambilan keputusan. Pemakaiannya yang
lain adalah untuk membangkitkan sinyal waktu dan sinyal urutan untuk keperluan
pengaturan.
https://www.nesabamedia.com/pengertian-decoder/
https://www.webstudi.site/2019/11/Decoder-adalah.html
https://alfikeer.com/pengertian-dan-cara-kerja-encoder/
Komentar
Posting Komentar